Best Practices  PPG Daljab Kategori 1 Tahun 2022

 

Menerapkan Model Pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Minat belajar  Matematika Siswa

Oleh Rosmiyanti, S.Pd

Rabu, 28 September 2022


Matematika merupakan salah satu ilmu pendidikan yang utama. Matematika memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi, membantu tentang pendapatan dan pengeluaran dan masih banyak manfaat lainnya.

 

Guru dan siswa harus menciptakan proses pembelajaran yang baik di sekolah. Guru sebagai agen pendidikan mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Guru perlu melakukan usaha-usaha tertentu untuk membangkitkan minat belajar siswa agar proses pembelajaran matematika terselenggara dengan baik.

 

Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus dengan rasa senang hati. Aktivitas belajar tanpa didukung oleh minat cenderung tidak diikuti dengan sungguh-sungguh atau sepenuh hati.

 

Berdasarkan observasi dan identifikasi masalah yang dilakukan di SMP Muhammadiyah Rambah bahwa saat pembelajaran matematika, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa tidak senang untuk mengikuti pelajaran, ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya, ribut, mengerjakan tugas lain dan tidak mau bertanya jika sulit dalam memahami materi pelajaran yang baru saja diterangkan oleh guru, siswa tidak percaya diri menyelesaikan permasalahan matematika. Kemudian dilihat dari hasil ulangan harian siswa pada materi sebelumnya yaitu pola bilangan hanya 9 orang yang berada di atas KKM yaitu 65 dari 29 siswa, jika dipersentasikan ada 69 % siswa yang tidak tuntas materi tersebut.

 

Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan penyebabnya kemudian mendorong siswa agar senang melakukan pekerjaan yang seharusnya siswa lakukan, yaitu belajar. Siswa perlu diberikan rangsangan supaya suka dan tertarik bahkan menyenangkan baginya belajar matematika sehingga kesulitan siswa dalam memahami materi matematika tersebut teratasi.

 

Sehubungan dengan hal tersebut maka alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif, yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karena model pembelajaran inovatif ini  menyajikan masalah kontekstual yang dialami oleh siswa di fase awal pembelajaran dan sistem pengelompokan yang dapat membuat siswa saling bekerja sama untuk mencari solusi dari masalah yang diberikan.

 

Fase-fase dalam model PBL membuat siswa akan lebih bersemangat, senang dan terarah dalam proses belajar mengajar , siswa juga merasa mudah dalam memahami materi yang disampaikan karena guru menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang di dalamnya disajikan masalah kontekstual sehingga siswa sendiri yang mengembangkan pengetahuannya didalam proses pembelajaran dan menggunakan video diawal pembelajaran untuk menarik perhatian siswa supaya siswa bersemangat untuk belajar.

 

Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena sebagian besar guru mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya hadapi, praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi guru-guru lain untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa.

 

Peran saya dalam pembelajaran ini adalah  sebagai fasilitator yang mendukung, membimbing, dan memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Mempersiapkan dan mengelola pembelajaran dari awal sampai akhir.

 

Setelah melakukan kegiatan PPL 1 dan PPL 2 tantangan yang dialami adalah  ada siswa yang tidak percaya diri menganggap bahwa  masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, sehingga dia malas untuk mencoba menyelesaikannya. Siswa yang memiliki keberanian mencoba menyelesaikan masalah, tetapi pengetahuan/ kemampuan matematika dasarnya rendah akan kesulitan memahami materi dan menemukan konsep yang ada di LKPD.

 

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya tantangannya adalah mengaktifkan siswa saat presentasi, siswa tidak memberikan tanggapan. Mereka belum bisa memberikan komentar terhadap hasil yang disajikan temannya.Tantangan selanjutnya adalah merancang Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan materinya supaya siswa tertarik untuk mempelajarinya .

 

Langkah-langkah yang dilakukan supaya siswa percaya diri, mau mencoba memecahkan masalah yang disajikan  dan mampu menemukan konsep yang diharapkan adalah dengan mencuri perhatian siswa, pada awal pembelajaran guru menayangkan sebuah video berkaitan dengan materi yang dipelajari, sehingga anak merasa yang dipelajarinya itu tidak sia-sia, bermanfaat dan ada dalam kehidupan sehari-harinya.

 

Pada fase 1 yaitu, orientasi siswa  kepada masalah. Pada fase ini siswa membaca masalah yang dituangkan di LKPD. Supaya siswa percaya diri untuk menyelesaikannya maka (1) guru harus menyajikan masalah yang real/ dekat dengan diri siswa atau bahkan masalah yang bisa dialami oleh siswa tersebut seperti contohnya pada kegiatan PPL materi yang diambil adalah SPLDV maka masalah yang disajikan tentang kegiatan siswa berbelanja di koperasi sekolah. (2) Masalah yang disajikan menarik, tidak selalu dalam soal cerita tetapi bisa menggunakan gambar bergerak yang bisa ditayangkan pada PPT, (3) Masalah yang disajikan oleh guru untuk perhitungannya bisa menggunakan bilangan yang sederhana sehingga siswa tidak kesulitan untuk mengoperasikannya.

 

Fase 2 yaitu, Mengorganisasikan siswa untuk Belajar. Pada fase ini guru memberikan kesempatan ke siswa untuk memikirkan solusi dari masalah yang diberikan. Guru menyampaikan bahwa penghargaan diberikan secara kelompok bukan individu, sehingga akan ada rasa ketergantungan sesama siswa dan saling percaya diri untuk bekerja secara bersama-sama mencari solusi dari masalah tersebut.

 

Fase ke-3 yaitu, Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Pada fase ini untuk meningkatkan percaya diri dan minat belajar siswa guru membimbing dan mengarahkan, guru bisa mengikuti alur yang mudah dipahami oleh siswa seperti membuat model matematika dengan menggunakan benda real dari pada menggunakan variabel. Supaya siswa percaya diri guru mengingatkan materi yang membantu menyelesaikan masalah tersebut.

 

Pada fase ke-4 yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya, supaya siswa percaya diri dan mau memberikan tanggapan atau  komentar maka guru harus memancing siswa terlebih dahulu yaitu dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa tentang hasil yang disajikan.

 

Guru , siswa kelas VIII dan rekan kerja yang lain terlibat dalam kegiatan ini. Segenap perangkat yang lain juga terlibat dan merasa senang dengan adanya pembelajaran inovatif PBL karena memberikan perubahan yang lebih baik dalam proses pembelajaran.

 

Dampak dari penerapan model PBL dalam pembelajaran adalah siswa mulai percaya diri, siswa siswa merasa senang belajar matematika. Sangat berbeda dari sebelumnya pada saat proses belajar, biasanya guru yang menjelaskan dari awal pembelajaran sampai akhir, tetapi kali ini siswa mengikuti dan terlibat langsung langkah demi langkah dalam proses pembelajaran.

 

Penerapan model PBL dalam proses pembelajaran hasilnya efektif. Hal ini terlihat dari minat siswa yang juga semakin meningkat dibuktikan dengan hasil belajar matematika. Lebih dari 50 % siswa yang tuntas dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan pada setiap pertemuan.

Dari kegiatan PPL yang telah dilakukan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari model PBL adalah kesiapan baik dari segi guru maupun dari segi siswa. Kemampuan guru dalam mempersiapkan pembelajaran seperti menyiapkan media pembelajaran, LKPD yang tepat dan menarik dan sebagainya sangat diperlukan.

 

Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut adalah bahwa guru perlu menggunakan model pembelajaran inovatif  yaitu model PBL dalam mengajar supaya siswa percaya diri, berminat dan senang belajar matematika.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages